Sabtu, 04 Februari 2012

Apa itu Dismenore ?

Siapa sih yang ga pernah ngerasain nyeri haid? walaupun tidak semua orang merasakannya. Nyeri ini merupakan salah satu problema saat haid atau menstruasi, karena bisa mengganggu aktivitas jika merasakannya. Saya sendiri termasuk orang yang sudah menjadi langganan setiap bulannya untuk merasakan ini. Walau saya seorang mahasiswi kebidanan yang mengetahui bagaimana terjadinya nyeri haid ini, tapi tetap saja, ketika saya merasakan nyeri ini, rasanya ingin berteriak karena nyeri yang dirasakan bak seperti perut yang diremas-remas seperti cucian yang akan dibilas. Tetapi, ini seputar lebih lanjut apa itu nyeri haid, atau lebih dikenal dalam dunia kesehatan adalah dismenore :)


Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Menurut Carey pada tahun 2001, dismenore adalah menstruasi yang menimbulkan nyeri. Ada juga yang mengatakan bahwa menstruasi adalah rasa nyeri baik itu menjelang maupun saat menstruasi sampai wanita tersebut tidak bisa bekerja atau harus tidur. Nyeri ini bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsang, dan lekas marah (Arief Mansjoer, 2000)


Nah, dismenore dibagi menjadi dua, ada dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah dismenore yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan dismenore sekunder adalah dismenore yang terjadi karena adanya kelainan kandungan. Biasanya yang terjadi setiap bulannya adalah dismenore primer, seperti yang selalu saya rasakan. 


Bagaimana terjadinya dismenore primer tersebut? 


Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri pada saat menstruasi yang hebat. Dysmenorrhea terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen. Sesuai dengan sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan  kontraksi uterus.   Hormon yang juga terlibat dalam dysmenorrhea adalah hormon prostaglandin. Prostaglandin sangat terkait dengan infertilitas pada wanita, dysmenorrhea, hipertensi, preeklamsi eklamsi, dan anafilaktik syok. Pada fase menstruasi prostaglandin meningkatkan respon miometrial yang menstimulasi hormon oksitosin. Dan hormon oksitosin ini juga mempunyai sifat meningkatkan kontraksi uterus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa  dysmenorrhea sebagian besar akibat kontraksi uterus (Manuaba , 2006).  

Selain itu dalam siklus menstruasi, menurut prawirohardjo pada tahun 1999, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, seperti faktor enzim, faktor vaskuler dan faktor prostaglandin. Disana disebutkan bahwa salah satunya adalah faktor prostaglandin, nah pada Endometrium (lapisan terdalam rahim) mengandung banyak prostaglandin, dengan terkikisnya lapisan endometrium, prostaglandin terlepas dan  menyebabkan berkontraksinya miometrium (lapisan otot pada rahim) sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. 

Jadi, kenapa kita merasakan nyeri haid setiap bulannya? karena pengaruh hormon-hormon pada saat menstruasi, yaitu hormon prostaglandin juga oksitosin. Yang tak lain adanya nyeri/kontraksi tersebut untuk membatasi agar darah yang keluar terbatas atau tidak terlalu banyak. :)

Apa saja gejala yang biasanya timbul saat dismenore?

Sebenarnya banyak gejala yang dirasakan dan setiap orang berbeda, tetapi umumnya sama. Menurut  Kasdu (2005), gejala  dysmenorrhea yang sering muncul adalah :
  1. Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi
  2. Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi mulai
  3. Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.
  4. Nyeri pada perut bagian bahwa, yang bisa menjalar ke punggung bagian bahwa dan tungkai.
  5. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri 
  6. tumpul yang terus menerus.
  7. Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening
Nah itu tentang dismenore primer, sekarang bagaimana dengan dismenore sekunder?
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah:

  1. Endometriosis (keadaan dimana endometrium berada di tempat yang tidak seharusnya)
  2. Fibroid (tumor jinak dari jaringan uterus)
  3. Adenomiosis (tumbuhnya jaringan endometrium ke lapisan miometrium)
  4. Peradangan tuba falopii (adanya radang di saluran tuba, atau saluran yang menghubungkan antara telur dan rahim)
  5. Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut. 
  6. Pemakaian IUD.  

Bagaimana mengatasinya?


Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasinya, untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat anti peradangan non steroid akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi, Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya  dysmenorrhea. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika  dysmenorrhea sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore/nyeri pada saat menstruasi sekunder tergantung kepada penyebabnya.

Selain obat-obatan, ada juga cara lain untuk mengatasinya, seperti Istirahat yang cukup, Olah raga yang teratur (terutama berjalan). Olah raga  Mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri, Pijatan lembut pada bagian tubuh  yang nyeri dengan menggunakan tangan akan menyebabkan relaksasi otot dan memberikan efek sedasi, Kompres hangat di daerah perut.  Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah atau mandi dengan air hangat, Distraksi pendengaran Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.

Itu dia cara untuk mengatasi dismenore, biasanya yang saya lakukan dengan minum asam mefenamat, kompres hangat di sekitar perut bawah dan minta dipijat di tulang sekitar pinggang, juga istirahat, dengan melakukan itu, saya sudah tidak merasakan lagi, terutama jika dilakukan pijatan di sekitar pinggang, menurut saya itu sangat ampuh, selain bisa merelaksasikan rasa nyeri yang dirasakan, juga menjadi lebih nyaman :)

1 komentar: